Beberapa bulan lalu, Razer secara resmi mengumumkan kehadiran mouse gaming terbarunya, Razer DeathAdder Elite.
Merupakan pembaruan dari produk sebelumnya, Razer DeathAdder, mouse ini dibekali dengan spesifikasi yang telah ditingkatkan.
etelah beberapa lama menunggu, mouse ini akhirnya tiba di Indonesia dan INIGAME menjadi salah satu pihak yang mendapatkan kesempatan pertama untuk mencobanya. Berikut pembahasan selengkapnya.
Desain, Tampilan, dan Bobot
Merupakan produk pembaruan dari versi lama, para gamers yang sudah pernah melihat atau bahkan mencoba Razer DeathAdder dipastikan akan langsung mudah akrab dengan mouse ini.
Pasalnya, seperti pada Razer Mamba 16000 yang merupakan pembaruan dari Mamba versi lama, Razer tidak merombak banyak hal dari segi desain produknya. Satu-satunya perubahan yang terlihat adalah keberadaan tombol pengatur DPI yang terletak di belakang scroll wheel.
Bagi yang belum mengenal DeathAdder, mouse ini memiliki desain yang dikhususkan untuk penggunaan tangan kanan. Terlihat dari lekukan desainnya dan dua tombol yang terletak di sisi kiri untuk ibu jari.
DeathAdder Elite masih mengusung lekukan yang sama seperti pendahulunya dengan punuknya yang memuncak di bagian tengahnya. Sementara di bagian samping kiri dan kanan, gamers akan menemukan sedikit lapisan karet yang ditujukan untuk “memarkir” jari sepanjang pemakaiannya.
Untuk mempercantik penampilan, di bagian belakang, terdapat logo Razer yang dapat menyala, dan tentunya dengan RGB backlight (Chroma) yang umumnya selalu dinantikan oleh para fans Razer.
Sementara untuk di bagian bawahnya, tidak ada komponen apapun selain sensornya. Lebih lengkap mengenai pembahasan sensornya akan dibahas di poin berikutnya nanti.
Sebagai gambaran teknis, mouse ini memiliki ukuran dimensi sekitar 127mm x 70mm x 44mm dengan bobot 106 gram.
Tombol dan Scroll Wheel
Razer DeathAdder Elite dilengkapi dengan 7 tombol yang dapat diprogram, yaitu klik kiri dan kanan, dua tombol di sisi untuk akses menggunakan ibu jari, dua tombol DPI, dan scroll wheel yang dapat diklik.
Sementara untuk scroll wheel-nya, selain menggunakan karet bertekstur yang menyerupai ban mobil offroad, Razer tidak lupa menyematkan strip backlight RGB yang akan menyala senada dengan warna logo Razer tadi.
Sensor
Salah satu pembaruan terbesar yang dimasukkan oleh Razer ke dalam mouse terbarunya ini adalah sensor optical-nya yang kini memiliki rentang sensitivitas hingga 16000 DPI.
Selain dari rentang sensitivitas sensornya, DeathAdder Elite kini juga memiliki kecepatan hingga 450 IPS.
Sekadar informasi, Razer DeathAdder versi lama memiliki sensitivitas sensor hingga 10000 DPI dan kecepatan 300 IPS.
Kabel
Sama seperti pendahulunya, DeathAdder Elite memiliki kabel sepanjang 2,1m dengan rajutan braided yang cukup rapat dan rapi.
Kabel ini berujung pada konektor gold plated USB.
Fitur Tambahan
Razer DeathAdder Elite sejatinya terasa seperti sebuah mouse yang mengusung metode plug-and-play, di mana gamers tidak memerlukan apapun untuk melakukan kustomisasi apapun.
Meskipun begitu, jika ingin tetap dikulik, dalam klaim di website Razer, DeathAdder Elite dapat diprogram menggunakan Razer Synapse, seperti melakukan kalibrasi, efek backlight, dan fungsi tombol yang dapat diubah.
Performa dan Pengujian
Setelah membahas mengenai penampilan dan teknologi secara teori, tiba saatnya pembahasan mengenai performa yang dihasilkan.
Desain yang ditujukan untuk tangan kanan merupakan nilai plus pertama yang disumbangkan oleh mouse ini dari segi kenyamanannya.
Selain itu. melalui desain yang ramping di tengah dan melebar di bagian atasnya, DeathAdder Elite mampu membuat dirinya mudah digenggam sambil menyediakan area yang luas untuk melakukan klik di kedua tombol utamanya.
Kedua tombol ibu jari di sisi kiri mouse ini juga sangat mudah diakses tanpa perlu usaha ekstra karena bentuknya yang lebar dan kedalaman tombolnya yang tidak terlalu jauh untuk setiap klik yang dilakukan.
Masuk ke dalam teknologi sensor dengan sensitivitas tingginya, perlu diakui bahwa mouse ini sangat responsif dan cepat dalam setiap pergerakkannya. Akan tetapi, seperti komentar yang sama mengenai Razer Mamba 16000 lalu, sensitivitas hingga 16000 DPI rasanya merupakan spesifikasi yang terlalu over untuk kebutuhan apapun.
Meskipun begitu, bagi para gamers dan pengguna PC yang menggunakan tiga monitor atau lebih, mungkin sensitivitas atau kecepatan ini akan membantu dalam aktivitas tertentu.
Kesimpulan
Jika dibandingkan dengan Razer DeathAdder sebelumnya, sebenarnya fitur tambahan yang ditawarkan pada produk ini tidak lebih seperti sebuah penyegaran baru saja. Dan mungkin bagi beberapa orang yang sudah mengenal versi lamanya, pembaharuan ini mungkin tidak cukup besar untuk menarik perhatian serius.
Untuk itu, bagi para gamers yang sudah memiliki DeathAdder, tampaknya tidak terlalu perlu untuk melakukan upgrade ke versi Elite ini.
Meskipun begitu, bagi para gamers yang belum pernah memiliki mouse Razer, tapi memiliki keinginan untuk segera memiliki mouse gaming dengan kualitas yang baik, Razer DeathAdder Elite tentu menjadi pilihan yang perlu diprioritaskan.